Pentingya
Aqidah Yang Benar Bagi Kehidupan Manusia
Oleh : Ahmad Ghulamin Halim
(Ketua IMM Komisariat Jazman Al Kindi FKIP Unmuh Ponorogo)
(Ketua IMM Komisariat Jazman Al Kindi FKIP Unmuh Ponorogo)
Sebagai hamba
Allah, manusia diciptakan dengan sebaik – baik wujud. QS At Taghobun : 3
menyatakan bahwa manusia memang diciptakan dengan sebaik – baik penciptaan.
t,n=y{ ÏNºuq»yJ¡¡9$#
uÚöF{$#ur Èd,ptø:$$Î/
ö/ä.u§q|¹ur z`|¡ômr'sù ö/ä.uuqß¹ ( Ïmøs9Î)ur çÅÁyJø9$#
ÇÌÈ
3. Dia menciptakan langit dan bumi dengan haq. Dia membentuk rupamu
dan dibaguskanNya rupamu itu dan hanya kepada Allah-lah kembali(mu).
Manusia diciptakan
dengan rupa yang bagus nan elok, membuat mereka lupa bahwa hanya kepada
Allahlah tempat mereka kembali. Manusia juga mendapatkan tugas yang istemewa
sebagai khalifah di muka bumi seperti yang tertera pada QS Al Baqarah : 30.
øÎ)ur tA$s%
/u Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ÎoTÎ) ×@Ïã%y`
Îû
ÇÚöF{$# ZpxÿÎ=yz
( (#þqä9$s%
ã@yèøgrBr& $pkÏù `tB
ßÅ¡øÿã $pkÏù à7Ïÿó¡our uä!$tBÏe$!$# ß`øtwUur ßxÎm7|¡çR
x8ÏôJpt¿2 â¨Ïds)çRur
y7s9 ( tA$s%
þÎoTÎ)
ãNn=ôãr& $tB
w tbqßJn=÷ès?
ÇÌÉÈ
30.
ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata:
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Manusia sebagai
makhluk yg paling sempurna di design Allah sebagai pemimpin, pengurus, dan pemelihara
dunia. Layaknya seorang pemimpin, manusia dituntut memiliki beragam kemampuan
dasar. Kebesaran hati, kekuatan iman dan keyakinan yang kuat. Pernyataan
khalifah diatas mengandung makna dan konsekuensi yang sangat berat. Namun,
manusia kadangkala jauh dari harapan dan ekspektasi. Allah sendiri telah
menyatakan pada ayat diatas tentang pernyataan malaikat bahwa manusia memiliki
potensi merusak dan menghancurkan. Maka kata
Allah "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Keyakinan bahwa
Allah lebih mengetahui dari pada kita merupakan salah satu bentuk dari aqidah
yang dimaksud. Keyakinan yang menghantarkan manusia kepada keyakinan
kepada kekuatan Sang Maha Pencipta dan Pengatur. Keyakinan yang tidak goyah
meski banyak isu dan cobaan menghadang. Itulah keyakinan kepada Allah Subhanahu
Wa Ta’ala.
Permasalahan Aqidah
Banyak diantara manusia menyatakan mereka beriman namun jauh dari
apa yang mereka ucapkan sediri. Mereka katakan bahwa Allah Maha Pemurah,
Allah Maha Pemberi Rizki. Namun, sebagian manusia masih berkeyakinan bahwa
dengan adanya usaha – usaha magis yang diturunkan oleh kakek dan ayah mereka
dapat mendatangkan banyak rizqi dan keberkahan. Seperti perkataan mereka yang
Allah cantumkan dalam QS Al Baqarah : 170.
#sÎ)ur
@Ï%
ãNßgs9 (#qãèÎ7®?$#
!$tB tAtRr&
ª!$# (#qä9$s% ö@t/ ßìÎ6®KtR !$tB $uZøxÿø9r&
Ïmøn=tã !$tRuä!$t/#uä
3 öqs9urr& c%x.
öNèdät!$t/#uä
w cqè=É)÷èt
$\«øx©
wur tbrßtGôgt
ÇÊÐÉÈ
170.
dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan
Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi Kami hanya mengikuti apa
yang telah Kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah
mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui
suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?".
Ada juga yang
mengatakan kepada manusia bahwa keyakinan kepada Al Qur’an harus direvisi,
mengingat Al Qu’an datang kepada manusia setelah melalui campur tangan para
perawi. Sehingga keadaan Al Qur’an sudah tidak asli dan rawan penipuan.
Pun, masih ada juga yang mengatakan bahwa Jilbab Tidak Wajib karena
mereka berkeyakinan bahwa Jilbab dan hijab hanya untuk orang Arab saja. Yang
lebih mengherankan lagi adalah ketika UU Pornografi diajukan demi kepentingan
kaum hawa, masih saja ada yang menolak. Dan betapa anehnya ketika yang menolak
adalah dari kaum hawa itu sendiri. Mereka katakan “Bukan Tubuh kami yang Porno,
Tetapi otakmu (wahai laki – laki) itu yang Porno”
Pemikiran dan
bentuk keyakinan seperti diatas adalah salah satu bentuk kesalahan dalam
beraqidah yang benar. Allah berfirman dalam QS Qashas : 78.
tRqè=t«ó¡our
Ç`tã Çyr9$# ( È@è% ßyr9$# ô`ÏB ÌøBr& În1u !$tBur OçFÏ?ré&
z`ÏiB
ÉOù=Ïèø9$# wÎ) WxÎ=s%
ÇÑÎÈ
85.
dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu Termasuk
urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".
Banyak manusia
merasa sombong atas apa yang mereka miliki sehingga mereka merasa
seolah – olah mendapatkan kemuliaan dengan tangan dan ilmu mereka sendiri. Para
manusia itu lupa bahwa kebenaran yang seolah – olah datang dari mereka adalah
kebenaran
yang mutlak dan tidak absurb. Padahal Secara jelas Allah menyampaikan pada
manusia tentang rendahnya fikiran mereka dengan perkataan Allah “Tidaklah kamu
diberi pengetahuan melainkan sedikit".
Pengertian Aqidah
Jika dilihat secara utuh, maka timbul pertanyaan mendasar tentang
hal ini. Sebenarnya Apa itu Aqidah ? Aqidah secara Bahasa adalah Terikat
atau mengikat sesuatu. Jadi secara bahasa pengertian aqidah dimaknai dengan
terikatnya seseorang dengan sesuatu. Yang mana mengandung konsekuensi bahwa
seseorang yang beraqidah tidak dapat berbuat sesuatu atau terikat dengan apa
yang diyakini. Tidak bisa seseorang yang berkeyakinan bahwa gula itu rasanya
manis mengatakan bahwa gula itu rasanya pahit. Dan sudah menjadi mafhum bahwa
setiap gula itu rasanya pasti manis. Kesalahan aqidah seseorang adalah yang
mengatakan bahwa gula yang manis dikatakan gula rasanya pahit.
Namun, penjeleasan
yang pas adalah penjelasan secara Syar’an yaitu bahwa Aqidah adalah
“Iman Kepada Allah, Para Malaikat, Semua Kitab, Para Rasul, Hari Akhir, dan
beriman tentang qada’ dan qadar baik maupun buruknya” keyakinan
ini biasa kita sebut dengan Rukun Iman. Dari mana datangnya rukun iman ini ?
adalah Rasulullah bersabda yang artinya
عَنْ عُمَرَ – رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ –
أَيْضًا، قَالَ: بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللَّهِ – صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ذَاتَ يَوْمٍ ، إذْطَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدٌ بَيَاضِ الثِّيَابِ، شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ ، لاَ يُرَى
عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إلَى
النَّبِيِّي – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى
رُكْبَتَيْهِ، وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ، وَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ،
أَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِسْلاَمِ ! فَقَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ – صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : ” الإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ
اللَّهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللَّهِ، وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِيَ
الزَّكَاةَ، وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ، وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ السْتَطَعْتَ
إِلَيْهِ سَبِيْلاَ ” قَالَ: صَدَقْتَ، قَالَ: فَعَجِبْنَا لَهُ، يَسْأَلُهُ
وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فأَخْبِرْنِي عَنِ الإِيْمَانِ ! قَالَ: ” أَنْ
تُؤْمِنَ بِاللَّهِ، وَمَلاَ ئِكَتِهِ، وَكُتُبِهِ، وَرُسُلِهِ، وَالْيَوْمِ
الآخِرِ، وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ ” قَالَ: صَدَقْتَ
“Dari Umar radhiallahu ‘anhu pula berkata, pada suatu hari
tatkala kami duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
tiba-tiba tampak seorang laki-laki kepada kami yang berpakaian sangat putih,
berambut sangat hitam, tidak terlihat sedikitpun padanya tanda-tanda bekas
perjalanan, dan tidak ada di antara kami yang mengenalnya. Lalu orang tersebut
duduk di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian dia merapatkan
lututnya pada lutut Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan meletakkan kedua
tapak tangannya di atas paha Rasulullah, seraya bertanya, “Wahai Muhammad,
beritahu aku tentang Islam!”. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab, “Islam adalah engkau bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak
disembah selain Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, engkau
mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan
mengerjakan haji ke Baitullah jika engkau mampu melakukannya”. Orang itu berkata,
“Engkau benar”. Maka kami pun heran, dia yang bertanya namun dia pula yang
membenarkan jawabannya. Maka orang itu bertanya lagi, “Beritahu aku tentang
iman!”. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Hendaklah engkau beriman
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, utusan-utusan-Nya
(Rasul-Rasul-Nya), hari kiamat, dan kepada takdir yang baik dan buruk”. Orang
itu berkata lagi, “Engkau benar” (H.R Muslim)
Beraqidah yang
benar adalah berkeyakinan terhadap apa yang telah disebutkan diatas. Tidak
menyelisihinya apa lagi mengingkarinya. Menjadikan Allah sebagai Rabb, Tuhan
semesta alam. Tidak mensekutukannya dengan siapapun. Berkeyakinan bahwa, tiada
yang lebih besar dan lebih hebat dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Adalah sebuah
kejahatan bilamana manusia lupa akan betapa lemah dan hina dirinya berani
mensekutukan Allah. Mengalahkan Allah dalam hal Kecintaan, Loyalitas,
Ketakutan, Pengharapan, dan Pengampunan. Adalah salah berkeyakinan bahwa apa
yang dibawa oleh Al Qur’an tidak benar, mengatakan hadist sebagai perkataan
tanpa makna. Kesemua itu karena kesalahan dalam mereka beraqidah, kesalahan
dalam berkeyakinan, kesalahan dalam mereka mengikatkan diri mereka. Kepada
siapa mereka mengikatkan diri ?
Terakhir, marilah
kia beraqidah dengan benar sesuai dengan apa yang Allah katakan dalam QS Al
Kahfi : 110.
ö@è% !$yJ¯RÎ) O$tRr& ×|³o0 ö/ä3è=÷WÏiB
#Óyrqã
¥n<Î) !$yJ¯Rr& öNä3ßg»s9Î)
×m»s9Î)
ÓÏnºur
( `yJsù
tb%x.
(#qã_öt
uä!$s)Ï9 ¾ÏmÎn/u ö@yJ÷èuù=sù WxuKtã $[sÎ=»|¹ wur õ8Îô³ç Íoy$t7ÏèÎ/
ÿ¾ÏmÎn/u
#Jtnr&
ÇÊÊÉÈ
110.
Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan
kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa".
Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan
amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat
kepada Tuhannya".